KAMPUNG MADU

Stup Lebah pada Penangkaran Lebah Dusun Kedungpoh Lor

Mendengar kata Dusun Kedungpoh Lor pasti tidak pernah terlepas dari predikatnya sebagai Kampung Madu. Hal ini dikarenakan Dusun tersebut  memelihara lebah merupakan tradisi turun temurun yang sudah dilakukan sejak lama serta telah diinisiasi semenjak tahun 1995 sebagai dusun yang memiliki Potensi Budidaya LEBAH MADU. Saat ini Dusun Kedungpoh Lor sedang fokus dalam pengembangan sebagai Dusun sadar wisata, salah satunya menjadikan Kedungpoh Lor sebagai sentra budidaya lebah madu, disamping wisata dibidang seni adat tradisi. 
Kelompok Budidaya Madu Sari Alami saat ini diketuai oleh Bapak Wasito. Adapun keinginan membuat KAMPUNG MADU dilatar belakangi oleh adanya pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Kedungpoh. Pelatihan tersebut membuat warga Dusun Kedungpoh Lor menjadi tertarik berbudidaya lebah madu dikarenakan hasil yang cukup menjanjikan, dengan semakin luas pengetahuan masyarakat mengenai manfaat yang diperoleh dari madu murni, maka akan memberikan daya tarik masyarakat luas untuk beralih ke pengobatan herbal sebagai salah satu metode penyembuhan. 
Terdapat enam belas Kepala Keluarga yang telah tergabung dengan kelompok petani madu. Namun sejak beberapa tahun belakangan, pihak Dusun Kedungpoh Lor memiliki program agar setiap KK memiliki minimal satu stup lebah di halaman rumah mereka masing-masing. Selanjutya diharapkan tiap warga dapat mengelola dan dapat memasarkan sendiri  atau dipasarkan lewat kelompok hasil madunya. Tetapi hasil panen madu yang didapatkan tidak menentu, hal ini dikarenakan budidaya lebah madu di Dusun Kedungpoh Lor bergantung pada persediaan makanan yang ada disekitar lahan budidaya LEBAH MADU tersebut. 
Dusun Kedungpoh Lor saat ini terdapat sekitar 26 peternak lebah madu. Satu peternak rata-rata memiliki 5 – 100 stup. Tergabung dalam kelompok Sari Alami, para peternak mampu menghasilkan 1,5 kuintal madu setiap kali panen tiga bulan sekali. Pada saat ini padukuhan Kedungpoh Lor telah memiliki sekitar 26 orang peternak lebah madu. Rata-rata satu peternak memiliki 5-100 stup, tiap satu stup terdapat ratusan ekor lebah lokal jenis cerana. Dalam satu KELOMPOK MADU Sari Alami, para peternak mampu menghasilkan 1,5 kuintal madu setiap kali panen 3 bulan sekali. Harga madu yang dihasilkan dari lebah tersebut bisa mencapai Rp 200.000/kilogram. Tentunya madu yang diproduksi 100% alami, berbeda dengan kualitas madu pabrikan yang banyak dijual dipasaran, yang kualitasnya belum terjamin.
Selain dari madu yang dihasilkan lebah, KELOMPOK MADU sari alami Kedungpoh Lor juga membuka praktek terapi lebah. Praktek terapi lebah dipercaya mampu mengatasi penyakit keseleo bahkan hingga penyakit stroke. Pada prinsipnya lebah banyak memberikan manfaat bagi manusia, lebah juga mengajarkan manusia bagaimana mengamankan hutan dan melestarikan alam. Lebah yang telah melakukan penghisapan cairan dari tanaman akan menyebarkan serbuk sari yang pada akhirnya akan tumbuh menjadi tanaman, selain itu lebah mampu memberikan aerasi tanah. Aerasi tanah merupakan kelancaran pergerakan atau pertukaran udara didalam tanah. Serangga lebah ini bisa sebagai dekomposer, insekta mampu membantu menciptakan lapisan atas tanah yang kaya nutrisi sehingga membantu tanaman tumbuh.
Pemasaran madu murni yang dilakukan oleh kelompok PETANI MADU Sari Alami saat ini masih bersifat dari mulut ke mulut, oleh karena itu masyarakat luas belum banyak mengetahui potensi kampung madu Dusun Kedungpoh Lor. Padahal hasil madu yang diperoleh memiliki kualitas yang tinggi dan murni. Oleh sebab itu, pada blog ini disediakan wadah pemasaran madu murni melalui sosial media antara lain di Instagram, Bukalapak.com, Shopee, serta contact person yang terdapat di bagian blog header atas bagian kanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]